Beberapa tantangan terbesar bagi demokrasi di Indonesia saat ini adalah dampak dari dari politik identitas yang berbarengan dengan meningkatnya trend gairah religiousitas masyarakat Indonesia. Gairah religiousitas ini pada berakibat pada kekakuan dalam beragama sehingga berpotensi mengancam kohesi sosial di masyarakat. Saat ini, Indonesia tengah bersiap untuk menghadapi pemilihan umum dan lokal pada tahun 2024, lanskap politik kian menghangat dengan banyaknya partai politik dan kandidat yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Agama dan politik identitas diproyeksikan tetap memainkan peran penting dalam pemilihan umum mendatang, isu konservatisme Islam, separatisme, dan konflik identitas menjadi isu penting dalam konstelasi politik. Meskipun politik identitas menjadi amunisi bagi partai-partai politik di Indonesia, namun kenyataannya partai Islam Indonesia tidak mampu memanfaatkan tren ini di kotak suara dan menurut beberapa lembaga survey, pangsa suara partai politik Islam akan semakin menurun pada pemilihan umum kali ini.
Namun demikian, tren peningkatan religiusitas akan mempengaruhi politisi partai nasional yang menggunakan agama dan identitas untuk mendapatkan dukungan dari pemilih dan organisasi Islam untuk menjaring konstituen baru. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah ditugaskan untuk mengawasi pemilihan, dan telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa tidak ada kecurangan atau korupsi dalam prosesnya. Berdasarkan argumen ini, Madrasah Damai, Srikandi Lintas Iman, dan Pusat Studi Agama Pluralisme dan Demokrasi UKSW merasa ada kebutuhan untuk mengadakan pelatihan trainer Sosial Media Sebagai Ruang Dialog, yang mana daripelatihan in i, diharapkan akan menjadikan peserta memiliki kemampuan untuk menjadi trainer yang dapatmengidentifikasi dan memahami tantangan Pemilu yang akan datang untuk kemudian dapat memberikan modul pelatihan kepada komunitas lokal mereka untuk mempromosikan pendidikan pemilih dan membangun kesadaran untuk kampanye politik damai. Selain itu, inisiatif ini tidak hanya untuk tujuan pemilu mendatang, tetapi juga untuk membangun kesadaran yang lebih luas, pemikiran kritis, perspektif tentang keragaman, inklusivitas melalui pendekatan dialog agama-agama.
Kegiatan ini merupakan training tertutup bertajuk Training of Trainier dengan tema “Sosial Media sebagai Ruang Dialog” yang bertujuan memperkuat perspektif peserta tentang dialog antar agama dan sosial media, serta meningkatkan keterampilan peserta dalam memfasilitasi pelatihan tentang sosial media sebagai ruang dialog.
Kegiatan dilaksanakan secara offline pada tanggal 14 – 17 Juni 2023 bertempat di Hotel HOM Premiere Yogyakarta. ToT ini akan difasilitasi oleh 3 KAICIID Fellows yakni Wiwin Siti Aminah Rohmawati, Kamilia Hamidah dan Zon Vanel. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Agus Mulyadi. Peserta ToT ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 5 orang perwakilan dari Srikandi Lintas Iman dan 5 orang perwakilan dari Komunitas Madrasah Damai. Sepuluh peserta tersebut merupakan alumni pelatihan dengan tema yang sama, yang telah dilaksanakan pada akhir tahun 2022.
Berikut beberapa impresi teman-teman Srikandi Lintas Imann dalam menyikapi proses Training of Trainers yang diselenggarakan,
Pendeta Kristi – Koordinator Srikandi Lintas Iman
Teh Wiwin (Srili) dan Mbak Kamilia (Madrasah Damai), yang adalah fellow KAICIID, mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan ToT Media Sosial Sebagai Ruang Dialog. Srili dan Madrasah Damai menjadi peserta. Dari Srili terpilih beberapa anggota Tim Media menjadi peserta ToT ini tiga hari ke depan. Kiranya menjadi berkat.
Ivy Sudjana – Koordinator Tim Media dan Jaringan Srikandi Lintas Iman
Harapan saya mengikuti ToT ini, bisa belajar lebih banyak metode mengemas konten media sosial dengan isu sensitif yang (sesungguhnya) bagi banyak orang sulit didialogkan, sehingga bisa tepat mengenai sasaran.